Berikut ini adalah sebuah puisi religi tentang renungan yang harus dibaca untuk kalian yang membutuhkan sebuah pencerahan. Berbicara soal alam (bukan alam bahdukun), banyak sekali yang patut kita syukuri, tuhan memberikan nikmat yang tak terbatas dari alam, hewan dan tumbuhan contohnya. Bahkan luar biasanya tak habis-habis sampai sekarang, luar biasa bukan? Tepuk tangan!
Jangan terlalu serius begitu, santai kawan. knapa saya buat puisi tentang alam? Alesannya gaperlu panjang lebar, cukup 2x3.
Gini ceritanya, pada zaman dahulu saya merenung di kamar tentang diriku sendiri (bayangkan, harus serius biar terbayang dan merasakan) saya pernah berpikir "kenapa hidup saya selalu begini, tidak maju maju cantik? hingga tak sengaja saya melihat tanah waktu itu aku ambil hikmah dari makhluk tak bergerak itu, ya alloh ternyata selama ini hamba telah melakukan banyak kesalaha, lihat tanah saja yang di injak setiap hari tak pernah minta balas budi, dia tetap ikhlas diinjak injak. Maka dari situlah saya semakin melihat hikmah dari alam sekitar (jangan bilang alam ghaib). bukannya sudah saat yang tepat untuk kita mensyukuri apa yang telah diberikan dan dikaruniakan tuhan kepada kita?
Yasudah daripada aku pegel mengetik, mending langsung aja ya, ini dia puisi renungannya :
PESAN ALAM
Karya : Teteng Toyib
Jangan pernah menggeser jarum takdir
Namun tetap pasir harus jadi mas
Tanahpun tak menagih budi
Pada injakan para pecundang
Sang surya tak tergesa-gesa. Tak lambat
Beliau patuhi peraturan semu
Ulat tanpa istirahat menyongsong daun muda
Kelelawar jua melayang meski kelam.
Itu dia kira-kira puisi renungan dari pesan alam. pendek memang, tapi maknanya panjang lebar. coba aja tafsirkan sendiri. yasudah terimakasih sudah membaca puisi religi tentang renungan diatas, yuk baca juga :
puisi kesedihan berjudul "MELAYANG".